Pengetahuan tentang unsur-unsur yang
terdapat dalam komunikasi akan memudahkan sebuah proses komunikasi berjalan
dengan baik. Seorang komunikator akan dikatakan sukses jika pesan yang
dimaksudkan diterima dengan benar oleh komunikan, dan kemudian dimaknai sama.
Dalam hal ini penulis menyebutknya dengan komunikasi yang efektif.
Wilbur Schram, seperti dikutip oleh
Tommy Suprapto (2006;5) menyatakan bahwa komunikasi yang efektif adalah
komunikasi yang berhasil melahirkan kebersamaan (commones) ; kesepahaman
antara sumber (source) dengan penerima (audience-receiver)-nya.
Dalam bukunya Human Communication;
Prinsip-prinsip Dasar, Stewart L. Tubbs & Sylvia Moss yang diterjemahkan
oleh Dedy Mulyana (2000;22) menyatakan:
“...secara sederhana, komunikasi
dikatakan efektif bila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya.
Sebenarnya ini hanya salah satu ukuran bagi efektivitas komunikasi. Secara umum
komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan
oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan
dipahami oleh penerima.”
Seperti diterjemahkan Dedy
Mulyana(2009;22) dari buku Tubbs &
Moss juga mengutip dari Goyer (1970;10), bila S adalah pengirim atau sumber
pesan dan R penerima pesan, maka komunikasi disebut mulus dan lengkap
bila respon yang diinginkan S dan respon yang diberikan R identik.
R = makna
yang ditangkap penerima = 1
S = makna
yang dimaksud pengirim = 1
“Wilbur Schram, juga dalam karyanya
Communication Research in the United States, menyatakan bahwa komunikasi
akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan
kerangka acuan (frame of reference), yakni panduan pengalaman dan
pengertian (collection of experience and meanings) yang pernah diperoleh
komunikan.” (Anjali;2008, 22)
Penulis dapat memahami disini bahwa
komunikasi efektif adalah proses penyampaian gagasan, ide, pemikiran dan
informasi dari komunikator kepada komunikan melalui sebuah media komunikasi
yang tepat agar terjadi pemahaman yang sama - antara komunikator dengan
komunikan - sehingga memberikan pengaruh yang umpan baliknya diharapkan sesuai motif komunikasi
komunikator.
Hal ini juga terjadi dalam proses
belajar-mengajar ketika seorang guru sebagai komunikator menyampaikan ilmu
pengetahuan kepada murid sebagai komunikan, di sana ada proses memberikan
pemahaman agar dianggap proses komunikasi itu efekti & berhasil.
Dedy Mulyana
(2000;xi)menulis dalam preface buku yang ia terjemahkan karya Stewart L. Tubbs
– Sylvia Moss, Human Communication; Prinsip-Prinsip Dasar.
“...Dengarlah pendapat Dr. Jack
Ryan, seorang dokter yang pernah mengepalai sebuah asosiasi rumah sakit di
Amerika: “Anda tahu dokter-dokter dewasa ini mempunyai ketrampilan komunikasi
yang buruk. Mereka tidak dapat berbicara dengan
pasien. Saya telah bekerja keras untuk menjadi seorang penceramah yang
baik. Saya sungguh-sungguh mempraktikannya, karena saya merasa segala sesuatu
yang meningkatkan ketrampilan komunikasi saya membuat saya menjadi dokter yang
lebih efektif (Ross;1983;2). Di Negara kita sendiri, tidak sulit untuk
menemukan contoh-contoh bahwa kemampuan berkomunikasi berhubungan erat dengan
keberhasilan karier dan bahkan keberhasilan material, seperti yang ditunjukan
Tanri Abeng, Koes Hendratmo, Miing Bagito dan KH. Zainuddin MZ.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kami Apresiasi Setiap Pembaca dan Pengutip mencantumkan Blog kami jika melakukan pengutipan semua atau sebagian isi yang ada dalam BLOG ini,