Senin, 26 Oktober 2015

KOMUNIKASI EFEKTIF



        Pengetahuan tentang unsur-unsur yang terdapat dalam komunikasi akan memudahkan sebuah proses komunikasi berjalan dengan baik. Seorang komunikator akan dikatakan sukses jika pesan yang dimaksudkan diterima dengan benar oleh komunikan, dan kemudian dimaknai sama. Dalam hal ini penulis menyebutknya dengan komunikasi yang efektif.
        Wilbur Schram, seperti dikutip oleh Tommy Suprapto (2006;5) menyatakan bahwa komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berhasil melahirkan kebersamaan (commones) ; kesepahaman antara sumber (source) dengan penerima (audience-receiver)-nya.
        Dalam bukunya Human Communication; Prinsip-prinsip Dasar, Stewart L. Tubbs & Sylvia Moss yang diterjemahkan oleh Dedy Mulyana (2000;22) menyatakan:
“...secara sederhana, komunikasi dikatakan efektif bila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya. Sebenarnya ini hanya salah satu ukuran bagi efektivitas komunikasi. Secara umum komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima.”

        Seperti diterjemahkan Dedy Mulyana(2009;22)  dari buku Tubbs & Moss juga mengutip dari Goyer (1970;10), bila S adalah pengirim atau sumber pesan dan R penerima pesan, maka komunikasi disebut mulus dan lengkap bila respon yang diinginkan S dan respon yang diberikan R identik.
R         =          makna yang ditangkap penerima        = 1
S          =          makna yang dimaksud pengirim          = 1

“Wilbur Schram, juga dalam karyanya Communication Research in the United States, menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni panduan pengalaman dan pengertian (collection of experience and meanings) yang pernah diperoleh komunikan.” (Anjali;2008, 22)

        Penulis dapat memahami disini bahwa komunikasi efektif adalah proses penyampaian gagasan, ide, pemikiran dan informasi dari komunikator kepada komunikan melalui sebuah media komunikasi yang tepat agar terjadi pemahaman yang sama - antara komunikator dengan komunikan - sehingga memberikan pengaruh yang umpan baliknya  diharapkan sesuai motif komunikasi komunikator.
        Hal ini juga terjadi dalam proses belajar-mengajar ketika seorang guru sebagai komunikator menyampaikan ilmu pengetahuan kepada murid sebagai komunikan, di sana ada proses memberikan pemahaman agar dianggap proses komunikasi itu efekti & berhasil.
        Dedy Mulyana (2000;xi)menulis dalam preface buku yang ia terjemahkan karya Stewart L. Tubbs – Sylvia Moss, Human Communication; Prinsip-Prinsip Dasar.
“...Dengarlah pendapat Dr. Jack Ryan, seorang dokter yang pernah mengepalai sebuah asosiasi rumah sakit di Amerika: “Anda tahu dokter-dokter dewasa ini mempunyai ketrampilan komunikasi yang buruk. Mereka tidak dapat berbicara dengan  pasien. Saya telah bekerja keras untuk menjadi seorang penceramah yang baik. Saya sungguh-sungguh mempraktikannya, karena saya merasa segala sesuatu yang meningkatkan ketrampilan komunikasi saya membuat saya menjadi dokter yang lebih efektif (Ross;1983;2). Di Negara kita sendiri, tidak sulit untuk menemukan contoh-contoh bahwa kemampuan berkomunikasi berhubungan erat dengan keberhasilan karier dan bahkan keberhasilan material, seperti yang ditunjukan Tanri Abeng, Koes Hendratmo, Miing Bagito dan KH. Zainuddin MZ.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kami Apresiasi Setiap Pembaca dan Pengutip mencantumkan Blog kami jika melakukan pengutipan semua atau sebagian isi yang ada dalam BLOG ini,