Jumat, 20 November 2015

7 (tujuh) tradisi pemikiran dalam teori komunikasi



Dalam ilmu komunikasi sebagaimana telah diketahui terdapat 7 tradisi ilmu komunikasi yang erat kaitannya dengan lahirnya teori-teori komunikasi. Tujuh (7) tradisi tersebut memiliki perbedaan dalam melihat manusia sebagai individu yang menjadi  objek materi dalam (proses) komunikasi. Tulisan ini  menggunakan pandangan Craig dalam menjelaskan ketujuh tradisi teori komunikasi tersebut.

Robert Craig membagi dunia teori komunikasi ke dala tujuh kelompok pemikiran atau tujuh tradisi pemikiran yaitu[1]
1.      Semiotika
a.      Semiotika memandang komunikasi sebagai proses pemberian makna melalui tanda yaitu bagaimana tanda mewakili objek, ide, situasi, dan sebagainya yang berada diluar diri individu.
b.      Semiotika digunakan dalam topik-topik tentang pesan, media, budaya dan masyarakat.
2.      Fenomenalogi
a.       Fenomenologi memandang komunikasi sebagai pengalaman melalui diri sendiri atau diri orang lain melalui dialog.
b.      Tradisi memandang manusia secara aktif menginterpretasikan pengalaman mereka sehingga mereka dapat memahami lingkungannya melalui pengalaman personal dan langsung dengan lingkungan.
3.      Sibernitika
a.       Sibernetika memandang komunikasi sebagai suatu sistem dimana berbagai elemen yang terdapat di dalamnya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi.
b.      Komunikasi dipahami sebagai sistem yang terdiri dari bagian-bagian atau variabel-variabel yang saling mempengaruhi satu sama lain. Sibernetika digunakan dalam topik-topik tentang diri individu, percakapan, hubungan interpersonal, kelompok, organisasi, media, budaya dan masyarakat.
4.      Sosiopsikologi
a.       Pemikiran yang berada dibawah naungan sosiopsikologi memandang individu sebagai makhluk sosial.
b.      Teori-teori yang berada di bawah tradisi sosiopsikologi memberikan perhatiannya antara lain pada perilaku individu, pengaruh kepribadian dan sifat individu atau bagaimana individu melakukan persepsi.
5.      Sosiokultural
a.       Cara pandang sosiokultural menekankan gagasan bahwa realitas dibangun melalui suatu proses interaksi yang terjadi dalam kelompok, masyarakat dan budaya.
b.      Sosiokultural lebih tertarik untuk mempelajari pada cara bagaimana masyarakat secara bersama-sama menciptakan realitas dari kelompok sosial, organisasi dan budaya mereka.
6.      Kritis
a.       Pertanyaan-pertanyaan mengenai kekuasaan (power) dan keistimewaan (privilege) yang diterima kelompok tertentu di masyarakat menjadi topik yang sangat penting dalam teori kritis.
b.      Kritis memandang komunikasi sebagai bentuk pemikiran yang menentang ketidakadilan.  
7.      Retorika
a.       Retorika didefinisikan sebagai seni membangun argumentasi dan seni berbicara.
b.      Dalam perkembangannya retorika juga mencakup proses untuk ‘menyesuaikan ide dengan orang dan menyesuaikan orang dengan ide melalui berbagai macam pesan’.


[1] Sthephen W. Littelejohn, Teori Komunikasi, Edisi 9 (terjemah), Salemba Humanika, Jakarta, 2009, hal 51

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kami Apresiasi Setiap Pembaca dan Pengutip mencantumkan Blog kami jika melakukan pengutipan semua atau sebagian isi yang ada dalam BLOG ini,